Selamat Datang ^^

Lystia Adriani | 12108203 | sistem informasi | Universitas Gunadarma | Mahasiswa Tingkat akhir | Cewek kelahiran Manado | Suka Punya banyak teman, gak suka ada musuh |

Kamis, 26 November 2009

PERSAINGAN MEMPRODUKSIKAN SUATU PRODUK.

Hasil dari suatu perusahaan pastinya akan di jualkan atau di publis ke para konsumen,dalam hal ini pasti banyak juga perusahaan lain yang akan mengeluarkan hasilnya,dan akan bersaing sehat dengan perusahaan lain,apabila ada suatu persahaan yang tidak bias bersaing secara sehat,maka akan terjadi konflik antara perusahaan satu dengan perusahaan yang satunya.

Konflik atau masalah adalah adanya perbedaan antara pihak satu dengan pihak yang lain.dengan tujuan pendapatnya di terima di dalamnya.

Dalam perushaan harus mempunyai karyawan yang berpotensi.sehingga dalam pemasaran hasilnya akan maksimal..
Solusinya anatara dua belah pihak adalah membiasakan perusahan tersebut bersaing dengan persahaan lainnya..

PEMIMPIN VS BAWAHAN

Masalah yang pasti pernah ada di suatu perusahaan adalah anatara pemimpin dan bawahannya.itu sering terjadi,kerena adanya perbedaan pendapat antara mereka.
Konflik atau masalah di dalam suatu organisasi itu adalah adanya perbedaan antara para anggota satu sama lain.dengan tujuan pendapatnya di terima di dalam organisasi tersebut.

Di dalam masalah ini seorang pemimpin harus mempunyai sifat bijak kepada bawahannya,apabila pegawainya mempunyai masalah tentang pekerjaannya,seorang pemimpin mengajarkannya dengan cara yang bias di mengerti oleh para karyawan. Pada suatu perusahaan yang baik dan maju harus mempunyai pegawai yang berkualitas dan mempunyai pengetahuan yang lebih.jadi apabila perusahaanya mempunyai masalah bias di selesaikan oleh pegawainya,dan atasan pun akan memeriksas pekerjaannya.

Cara efektif seorang pemimpin menangani karyawannya :
1. Seorang pemimpin harus bijak pada semua karyawannya.
2. Seorang pemimpin harus cerdas dalam menentukan para pegawai yang bekerja.
3. Selalu mengawasi cara kerja para pegawai.
4. Jangan sekali-sekali merugikan para pegawai demi kepentingan pribadi.
5. Bicarakan dengan baik apabila ada masalah dengan pegawai.
6. Punya lah sifat yang berbudi baik,sehingga para pegawai pun akan merasa segan pada atasannya.
7. Dekatkan diri anda dengan pegawai, supaya jalan kerjannya lancar.
8. Memberikan bonus kepada para pegawai yang berprestasi, sehingga akan meningkatkan kinerja para pegawai.

Dengan menggunakan cara efektif di atas,maka akan terbentuknya perusahaan yang anda inginkan,dan para pegawai pun merass senang bekerja di perusahaan anda.

YANG SERING TERJADI DI DALAM SUATU ORGANISASI

Di dalam organisasi pasti ada masalah yang terjadi di dalamnya.seperti halnya itu pasti ada yang memecahkan masalahnya.
Konflik atau masalah di dalam suatu organisasi itu adalah adanya perbedaan antara para anggota satu sama lain.dengan tujuan pendapatnya di terima di dalam organisasi tersebut.

Adapun beberapa cara-cara dalam menyelesaikan konflik atau masalah di dalam organisasi ini :

1. Adanya kerja sama yang baik anatara 2 belah pihak yang sedang konflik.
2. Bisa saling memahami antara sama lain.
3. Memusyarakatkan apa yang sebenarnya terjadi dengan baik.
4. Harus ada lebih dari 2 orang untuk menyelesaikan konflik ini.
5. Adanya saling harga menghargai.

Di dalam Organisai ini kita akan menemui beberapa sifat manusia yang berbeda. Ada yang egois,diam tapi sebenarnya dia bisa ngomong,mengaanggap gag pentingnya organisasi, dan hanya bias dudik diam menerima hasil,ada juga yang aktif dalam berorganisasi.Organisasi akan jalan apabila di dalamnya tredapat banyak anggota yang aktif dan serius, sehingga Organisasinya berkembang dan berjalan dengan lancar.
Di dalam konflik di suatu organisasi ini,yang sangat berperan adalah pemimpin dari organisasi ini,disini seoarng pamimpin harus meberikan keputusan yang sangat bijak,tidak memihak satu sama lain,dan saling menguntungkan buat semua anggota di dalam organisasi tersebut.

Kalo semuanya sudah di bicarakan,maka adanya Keputusan keputusan adalah hasil akhir yang di bicarakan dalam musyawarah atau rapat yang di pimpin oleh pemimpin organisasi tersebut dan membuahkan hasil yang baik dan untung bagi organisasi tersebut.

Selasa, 10 November 2009

Motivasi Untuk Karyawan

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Sedangkan motivasi mempunyai beberapa teori motivasi yang berbagai macam, diantaranya :

1.Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
2.Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
3.Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
4.Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
5.Teori Keadilan
6.Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
7.Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
8.Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
9.Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

Dari beberapa teori tersebut, saya lebih memilih teori

Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1)kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status;
(5)aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
Hal ini sangatlah diperlukan sekali oleh para karyawan – karyawan kita. Karna kebanyakan para perusahaan sekarang meninggalkan kaidah – kaidah tersebut. Karyawan merasa kebutuhan yang mereka butuhkan selama mengabdi tidak di berikan oleh perusahaan.

Senin, 02 November 2009

Teori Motivasi

Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggeris - "MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan. Jadi, ringkasnya, oleh kerana perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif. Oleh itu, kita boleh definisikan bahawa: . Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahtuju seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau positif.
Karyawan sebagai manusia memiliki hakikat sebagai mahluk individu, sosial dan normatif. Hakikat individualitas menunjukkan bahwa di samping memiliki kesamaan fisik dan psikologis, ternyata setiap manusia memiliki pula perbedaan dalam kedua substansi yang bersatu itu, sehingga menjadi individu yang tidak sama satu dengan yang lain. Kondisi saling membutuhkan dan saling memiliki ketergantungan itu menjadikan manusia sebagai mahluk sosial yang memerlukan kehidupan bersama dalam kebersamaan.
Pimpinan organisasi merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi. Pemimpin dengan dibantu seluruh jajaran pimpinan dalam organisasi ditambah dengan staf-staf tiap bagian yang akan menentukan kebijakan-kebijakan yang kemudian akan diterapkan dan akan dijalankan dalam organisasi. Melalui seluruh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan untuk kemudian dijalankan dalam organisasi, pimpinan dan seluruh jajarannya akan membawa organisasi ke arah tertentu, yang kemudian menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Pengertian kepemimpinan menurut Stoner yang dikutip oleh Handoko adalah: “Suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya”.
Tiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain dan tidak harus gaya yang satu lebih buruk dari pada gaya kepemimpinan yang lain. Ada tiga gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan delegatif. Gaya kepemimpinan yang baik adalah tergantung pada situasi dan individu yang dihadapi. Jadi tidak berarti gaya kepemimpinan yang terbaik adalah kepemimpinan dengan gaya partisipatif. Pemimpin harus bisa menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan keadaaan yang sedang dihadapinya. Ketika pemimpin harus bersikap tegas, maka pemimpin bisa saja bersikap otoriter. Oleh karena itu perlu cara-cara untuk memodifikasi perilaku agar perilaku yang ada sesuai dengan keinginan dan kebutuhan organisasi. Cara-cara yang digunakan untuk memodifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
Dalam bekerja, karyawan selalu dituntut untuk memiliki komitmen dan kinerja yang baik, sehingga pada akhirnya tujuan organisasi akan tercapai. Selain itu motivasi kerja karyawan juga harus diperhatikan karena berpengaruh pada produktivitas kerja. Apabila karyawan dapat termotivasi maka mereka tidak akan asal-asalan dalam bekerja, waktu yang ada dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan di lingkungan sebuah perusahaan, pada dasarnya berlangsung dalam kondisi karyawan sebagai manusia, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Suasana batin/psikologis seorang karyawan sebagai individu dalam perusahaan yang menjadi lingkungan kerjanya, sangat berpengaruh pada pelaksanaan kerjanya. Suasana batin tersebut terlihat dalam semangat atau gairah kerja yang menghasilkan kegiatan kerja sebagai kontribusi bagi pencapaian tujuan bisnis perusahaan tempatnya bekerja. Bergairah atau bersemangat dan sebaliknya tidak bergairah atau tidak bersemangat seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya, sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja yang mendorongnya.
Motivasi menjadi penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, agar mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi menjadi penting karena manajer membagikan pekerjaannya kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkannya. Perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal atau mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat. Untuk memotivasi seorang karyawan, manajer harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan karyawan.