Selamat Datang ^^

Lystia Adriani | 12108203 | sistem informasi | Universitas Gunadarma | Mahasiswa Tingkat akhir | Cewek kelahiran Manado | Suka Punya banyak teman, gak suka ada musuh |

Selasa, 05 Januari 2010

Kanker Rahim pada wanita



Apa itu kanker serviks? Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai pada wanita setelah kanker payudara dan dapat menyebabkan kematian. Angka kejadiannya sekitar 74% dibandingkan kanker ginekologi lainnya. Data WHO tahun 2003 menyebutkan bahwa sekitar 500.000 wanita setiap tahunnya didiagnosa menderita kanker serviks, dan hampir 60% diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar 40 kasus baru per harinya dan 50% diantaranya meninggal karena penyakit tersebut. Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55 tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda.

Apa penyebab kanker serviks? Penyebab kanker serviks adalah virus HPV (human papilloma virus). Virus ini adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Tipe virus ini banyak (lebih dari 100 tipe) dan sebagian besar tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya (self limiting). Infeksi HPV paling sering terjadi pada kelompok usia 18-28 tahun.

Apa itu infeksi HPV dan bagaimana bisa menyebabkan kanker? Virus yang menginfeksi pada saat pertama kali tidak langsung muncul sebagai tumor/kanker. Infeksi pertama akan berkembang kearah kanker serviks tergantung dari jenis/tipe HPVnya, tipe resiko rendah atau resiko tinggi, yang akan menimbulkan kelainan lesi pra kanker. Lesi pada tipe resiko rendah (tipe 6 dan 11) hampir tidak beresiko menjadi kanker dan hanya menimbulkan kelainan yang disebut genital wart ( kutil pada kelamin). Pada infeksi HPV, lesi prakanker dapat regresi (sembuh sendiri karena system kekebalan tubuh alamiah), menetap atau progresif. Sebagian besar dapat regresi dalam waktu 1-2 tahun. Akan tetapi lesi yang menetap karena infeksi HPV resiko tinggi (tipe 16 dan 18) akan cenderung berkembang menjadi kanker (progresif) dalam waktu cepat ataupun lambat. Infeksi ini akan menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks sehingga sel abnormal tumbuh lebih cepat tanpa terkontrol dan membentuk benjolan tumor.

Apa faktor resikonya? Infeksi HPV dapat terjadi melalui penyebaran seksual oleh karena itu dapat menginfeksi semua orang. Wanita yang mulai berhubungan seksual pada usia muda (dibawah 20 tahun) dan sering berganti pasangan memiliki resiko tinggi untuk terkena infeksi HPV. Namun tidak berarti yang setia dengan satu pasangan tidak beresiko, karena semua wanita memiliki resiko yang sama. Pasangan yang terinfeksi HPV dapat menjadi sumber penularan. Faktor predisposisi atau factor yang mempengaruhi timbulnya kanker serviks lainnya adalah wanita perokok dan pengguna KB pil.

Bagaimana gejala-gejala? Kanker serviks pada stadium lesi pra kanker tidak menimbulkan gejala. Kelainan hanya dapat ditemui dengan pemeriksaan Pap Smear berupa ditemukannya sel-sel abnormal pada bagian serviks. Jika sudah berkembang menjadi kanker, akan ditemukan keluhan antara lain: – keputihan yang tidak sembuh-sembuh dan berbau – perdarahan pasca sanggama – perdarahan diluar atau diantara siklus haid – rasa sakit pada saat berhubungan seksual Jika dijumpai keluhan tersebut harus diwaspadai dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

Bagaimana cara deteksi dini? Deteksi sel-sel yang tidak normal secara dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear. Pemeriksaan Pap Smear adalah pemeriksaan terhadap cairan pada dinding serviks yang diambil melalui pemeriksaan dalam oleh dokter dan dilihat interpretasi melalui mikroskop. Prosedur pemeriksaan ini hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 10 menit. Perlu diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat tidak haid (waktu 5-7 hari setelah selesai haid) dan tidak melakukan hubungan seksual 2 hari sebelumnya. Perlu diberikan juga informasi mengenai haid terakhir, jumlah anak, kontrasepsi yang digunakan dan adanya riwayat radiasi atau minum obat-obatan hormonal. Selain Pap Smear cara konvensional, saat ini untuk meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan dikembangkan pemeriksaan Thin Prep (liquid based cervical cytology). Dengan prosedur yang sama dengan Pap Smear tetapi dengan hasil yang lebih memuaskan. Namun pemeriksaan ini sedikit lebih mahal dibandingkan Pap Smear biasa.

Bagaimana interpretasi hasil Papsmear? Hasil Pap Smear dapat berupa serviks normal, serviks dengan tanda infeksi atau terdapat lesi prakanker berupa adanya sel-sel abnormal.

Apa yg harus dilakukan jika hasil papsmear lesi prakanker? Jika hasil Pap Smear terdapat lesi prakanker (sel-sel abnormal), dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan tergantung dari derajat sel-sel abnormal yang ditemukan. Pemeriksaan lanjutan dapat berupa pemeriksaan ulang Pap Smear 3 bulan kemudian, pemeriksaan HPV DNA, atau pemeriksaan kolposkopi. Jika dari hasil pemeriksaan lanjutan ditemukan lesi abnormal maka dilakukan terapi/pengobatan sesuai derajat penyakitnya. Terapi dapat berupa cryotherapy, operasi laser (LEEP atau LLETZ), operasi pengangkatan leher rahim (konisasi) sampai kepada pengangkatan rahim total/histerektomi (pada stadium IA-B). Lesi prankanker atau kanker serviks yang dijumpai pada stadium dini dapat disembuhkan hampir 100%.

Bagaimana pencegahan agar tidak terkena kanker serviks? Dengan kemajuan teknologi, saat ini kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV yang membantu memberikan perlindungan terhadap beberapa tipe HPV. Terutama tipe yang menyebabkan masalah kanker serviks dan genital warts. Vaksinasi ini efektif untuk wanita pada masa usia reproduksi dimana secara seksual masih aktif. Sangat efektif diberikan pada wanita yang belum terpapar oleh infeksi HPV dan belum melakukan hubungan seksual. Dan pemeriksaan Pap Smear tetap dibutuhkan walaupun sudah dilakukannya vaksinasi. Vaksinasi diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu 6 bulan, yaitu vaksinasi I pada bulan pertama, vaksinasi II bulan ke-3 dan vaksinasi III pada bulan ke-6. Sebelum melakukan vaksinasi sebaiknya konsultasikan dulu kondisi kandungan anda kepada dokter dan lakukan pemeriksaan Papsmear (bagi yang sudah menikah atau berhubungan seksual).

sumber : kaylazka.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar